Sentuhan Kreatif Sang Seniman Keramik di Rumah Tanah Baru
Sebenarnya sudah sejak lama saya tahu adanya Rumah Tanah Baru, namun baru tanggal 6 Mei 2018 lalu saya bisa mengunjungi tempat ini. Tempat wisata yang jauh-jauh di seberang lautan sudah saya kunjungi, tapi yang dekat rumah malah baru bisa didatangi belakangan. Hal yang klasik sih memang, sama klasiknya dengan pertandingan El Classico.
Tempat yang sejuk dan asri membuat pengunjung betah berlama-lama di Rumah Tanah Baru. Tempat ini sangat cocok bagi warga Jakarta dan sekitarnya untuk menikmati oksigen dan melihat yang ijo-ijo, tapi bukan duit lho ya.
Rumah Tanah Baru merupakan milik dari Bapak F. Widayanto seorang seniman lulusan Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB tahun 1981.
Terletak di Jalan Curug Agung No 1 Tanah Baru-Beji, Depok, Rumah Tanah Baru ini berada dekat dengan Ciganjur, Jakarta Selatan yang menjadi lokasi rumah saya. Sayapun baru menyadari pada saat datang ke tempat ini dengan mengendarai sepeda motor hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit saja. Duh, kemana saja selama ini, baru bisa mendatangi tempat wisata semenarik ini.
Penyesalan memang selalu datang belakangan, soalnya kalau di depan kan namanya pendaftaran.
Dengan tiket masuk seharga hanya Rp. 10.000 saja, pengunjung bisa mengeksplorasi Rumah Tanah Baru ini. Sebagai informasi, pengunjung bisa datang ke tempat ini secara perorangan maupun dalam kelompok. Hijaunya rerumputan, tanaman dan pepohonan akan langsung ditemui, ketika memasuki pintu gerbang utama Rumah Tanah Baru.
Di beberapa tempat, terdapat tulisan-tulisan dan petunjuk arah yang dibuat “nyeni banget”. Sayapun kesana-kemari karena tergelitik dengan keunikan tempat ini. Salah satunya ada Jineng Kandang Kebo Peturasan. Yang kalau diterjemahkan secara harfiah, Peturasan berarti tempat mandi.
Di depan bangunan memang ada empat patung kerbau kecil dan bangunan sendiri terbuat dari kayu yang dibuat seolah-olah mirip kandang. Meski demikian, tempat ini dapat digunakan untuk duduk-duduk sambil bersantai.
Pengelola Rumah Tanah Baru juga menyediakan warung makan tempat untuk kuliner bagi pengunjung. Bertempat di sebuah bangunan berdinding kaca, di dalamnya terdapat beberapa meja dan kursi yang cukup nyaman untuk menikmati menu makanan yang disediakan. Penggunaan kata warung makan seolah ingin memberikan kesan “membumi“ ke pengunjung karena bangunan tersebut menurut saya sekelas restoran.
Di sisi bangunan lainnya terdapat toko keramik, namun saya tidak bisa mengeksplorasi karena tidak sempat memasuki bangunan tersebut. Bangunan ini terdiri dua lantai dengan cat warna hijau dengan beberapa ornamen kayu dan ukirannya.
Sayapun beralih menuju tempat galerinya dengan melewati sebuah tangga. Sebuah pintu gerbang dengan kedua patung binatang ada di depannya. Patung kedua binatang tersebut agak sulit diidentifikasi apakah itu patung tupai, kelinci atau musang. Harap maklum, saya sungkan banyak bertanya ke pengelolanya. Nanti kalau banyak tanya disangka tamu, padahal sih memang iya hehehe…
Pada saat saya berkunjung, rupanya sehari sebelumnya Rumah Tanah Baru digunakan untuk acara resepsi pernikahan. Beberapa pekerja sedang sibuk membereskan peralatan-peralatan tersebut dari mulai tenda, meja, lampu hias dan peralatan lainnya. Pengelola Rumah Tanah Baru memang juga menggunakan tempat tersebut sebagai resepsi pernikahan. Informasi yang saya terima dari petugas Securitynya bahwa minggu sebelumnya juga ada resepsi pernikahan. Laris manis nih tempatnya, mungkin karena ditunjang suasana outdoor yang hijau sehingga banyak peminat resepsi pernikahan di tempat ini.
Galeri Keramik
Bangunan galeri keramik cukup asri dengan beberapa meja dan kursi di bagian terasnya. Jalan di sekitar galeri juga dibuat menarik oleh pengelola, contohnya terdapat gambar kupu-kupu. Di bagian luar ruang galeri, terdapat dakon atau congklak yang mungkin bagi anak zaman now tidak begitu mengenal permainan ini.
Di dinding bagian luar galeri terdapat dokumentasi dari beberapa artikel tentang Bapak F. Widayanto. Sedangkan dinding bagian dalam ruangan banyak dihiasi oleh lukisan-lukisan tentang manusia.
Beberapa karya seni dari keramik yang punya nilai seni tinggi terdapat di ruangan galeri tersebut, seperti Drupadi Pandawa Diva, Lotus Fall, Tourist, Michelangelo, The Maestro, Haru Biru Dru, Fancy Ma dan banyak lagi yang lainnya.
Pengunjung akan dibuat tercengang oleh karya-karya dari Bapak F. Widayanto. Bahkan saya sendiri yang bisa dikatakan kurang memiliki cita rasa seni, terkagum-kagum melihat kehebatan sang maestro yang satu ini. Sebagaimana layaknya para Juventini yang melakukan standing ovation kepada Cristiano Ronaldo saat membuat gol salto ke gawang Gianluigi Buffon pada semifinal Liga Champions di Allianz Stadium beberapa waktu yang lalu. Keren dan berkelas banget pokoknya…
Saat kembali ke bagian luar galeri, terdapat lonceng unik yang menggunakan bahan kayu, menggantung di salah satu sudut bangunan galeri.
Studio Keramik
Di bagian lain, terdapat studio keramik sebagai tempat untuk memproduksi keramik. Di sini saya bertemu dengan dua orang yang bisa bisa dikatakan sebagai perajin dan instruktur keramik yaitu Pak Yadi dan Pak Aip. Saat saya datang, mereka sedang melakukan finishing keramik-keramik yang dibuat oleh pengunjung sebelumnya.
Di studio keramik ini terdapat dua oven untuk pembakaran keramik berukuran kecil dan besar. Untuk pembakaran dilakukan hingga 1250 derajat Celsius selama 16 jam. Bisa dibayangkan panasnya…
Hasil dari keramik yang dibuat oleh pengunjung dalam berbagai bentuk seperti ikan, burung hantu, kura-kura, kupu-kupu, daun, bunga, tokek, sapi, kelinci dan lain sebagainya. Saya juga menemukan karakter kartun seperti Doraemon, Angry Bird, bahkan ada lambang Batman dan Superman.
Di bagian lantai studio terdapat motif berbagai macam daun yang memberikan kesan unik dan stylish.
Di studio keramik ini terdapat juga beberapa meja putih panjang dengan banyak wadah berisi pewarna untuk keramik. Di saat saya mengamati hasil karya yang ada, datang rombongan anak SD ke studio tersebut. Mereka rupanya ke studio keramik ini untuk mewarnai cetakan keramik yang ada.
Mereka mendapatkan panduan dari Pak Apip selaku pengelola dari Rumah Tanah Baru. Pak Apip memberikan penjelasan juga menjawab segala pertanyaan tentang keramik kepada anak-anak tersebut.
Setelah selesai selesai penjelasan dari Pak Apip, kedua instruktur kemudian menjelaskan proses mewarnai keramik dengan menggunakan pewarna yang telah disediakan kepada para siswa SD tersebut.
Dari informasi yang saya terima, pengunjung dikenakan biaya Rp. 100.000 untuk mewarnai keramik ukuran kecil dan Rp. 125.000 untuk mewarnai keramik ukuran besar.
Para siswa SD tersebut rupanya mewarnai keramik ukuran kecil, tentunya dengan antusias. Motif keramik yang saat itu diberikan oleh Pak Aip dan Pak Yadi umumnya tentang tumbuhan.
Jika sudah selesai mewarnai, peserta harus mengisi form yang dari instruktur berisi tentang data peserta. Pihak pengelola juga menyediakan box packaging yang berisi data peserta. Nantinya hasil karya peserta akan dimasukkan ke dalam box packaging tersebut.
Pak Aip menginformasikan bahwa setidaknya perlu waktu dua minggu untuk menyelesaikan hasil karya peserta. Hal ini dikarenakan terdapat banyak hasil karya yang harus diproses lebih lanjut, termasuk juga dalam hal pembakaran keramik.
Dari kunjungan ke Rumah Tanah Baru, setidaknya saya cukup terhibur dengan tempat, suasana dan hasil karya maupun aktifitas pembuatan keramik.
Jika kamu penasaran tentang Rumah Tanah Baru, silahkan kunjungi website fwidayanto.com.
Baca juga :
Kala para pehobi lari belajar Bantuan Hidup Dasar
12 thoughts on “Sentuhan Kreatif Sang Seniman Keramik di Rumah Tanah Baru”
Menarik banget ya Mas Ris berkunjung ke sana, kita tidak hanya mengagumi koleksi dan tingginya cita rasa sang pemilik, tapi juga bisa ikut berkreasi dengan keramik….
Betul mbak, kreasi Bapak F. Widayanto memang berkelas banget.
Terima kasih sudah komen.
Wah Rumah Tanah Baru -nya ijo dan nyeni banget yah, Mas Ris. Wondering apakah mereka buka pas bulan puasa begini. Lucu juga buat tempat ngabuburit. Terimakasih sharingnya, Mas Ris ?
Buka mbak. Hanya saja melayani acara bukber saja. Cuma paketnya lumayan mahal wkwkwk
Wah, Mas Ris, ini deket rumah tapi kok aku kudet ya.. ga tahu hahah.. kapan nih dianterin ke sana wkwkwk..
Yuk, bolehlah kapan-kapan.
Mas Rist, ini keren buanget. Mau ke sana deh. Yuk rame2 ke sana
Bolehlah, kapan-kapan yuk.
Oke Mas, noted banget. Di sela-sela weekend yg padat, akan ku kunjungi ini. Btw ini datang gitu aja boleh kan ya? Eh gataunya pas dateng ada acara nikahan lagi hahaha.
pengen punya dekorasi keramik juga 😀
Silakan didatangi saja Rumah Keramik Tanah Baru, barangkali mau lihat-lihat dulu.
tempat ini sangat bermanfaat, semoga tetap terjaga