Nanjak Papandayan Bareng Kubbu
Setelah sekian lama, akhirnya saya membuat tulisan di blog ini lagi.
Terakhir saya buat tulisan di blog itu tanggal 3 November 2019. Setelah itu…., dengan dalih kesibukan, saya bahkan jarang mengecek dashboard blog saya itu. Paling kalau ada email masuk berisi tagihan domain dan hosting, baru ingat sama blog.
Kalau cerita tentang Kubbu, mungkin saya flashback ke zaman dulu ya. Awalnya, saya ikut gabung dengan salah satu RT di Backpacker Jakarta (BPJ), yaitu di RT 9 pada bulan Maret 2017. Di RT ini dulu juga ada Uni Min Chaca. Kebetulan ada salah satu member RT 9, sebut saja namanya Bang Rafli, yang sempat cerita kalau di BPJ ada klub terkait blogging. Wah, kayaknya menarik nih pikir saya saat itu.
Beberapa bulan setelah bergabung dengan RT 9, sekitar akhir tahun 2017, kebetulan ada acara Kubbu di Museum Kebangkitan Nasional di dekat daerah Pasar Senen sana. Saya pun langsung tertarik untuk ikut hadir, karena syarat untuk bergabung dengan RT atau klub di BPJ, memang adalah ikut hadir di acaranya tersebut.
Saya baru sampai ke lokasi sesaat menjelang usai acara. Kebetulan saat itu ada Mas Wahyu, member Kubbu yang dulu memang banyak mengerti tentang sejarah. Bisa dibilang, dia berperan banyak dalam acara yang ngulik tentang sejarah, termasuk di Museum Kebangkitan Nasional ini. Tak berapa lama di Museum Kebangkitan Nasional, para peserta kegiatan akhirnya janjian untuk makan di Atrium Senen.
Dari momen itulah saya kenal dengan CP Kubbu seperti Mas Achi dan Mbak Endang. Sayangnya saya gak punya foto di Atrium tsb, tapi sepertinya teman yang lain punya dokumentasinya. Di beberapa kegiatan Kubbu, saya upayakan untuk bisa hadir. Sehingga saya kenal beberapa member Kubbu yang cukup senior, salah satunya yaitu Bang Derus, yang ternyata adalah akronim dari Dede Ruslan wkwkwk… Pantesan nama orang terasa gak familiar gitu….
Sumber : anonim
Trip Nanjak Papandayan
Selama saya bergabung di Kubbu, sepertinya trip nanjak Papandayan, sejauh ini menjadi satu-satunya trip Kubbu ke gunung. Koreksi ya kalau ini ternyata salah hehehe… Bagi saya ini menjadi salah satu momen langka yang mungkin belum bisa terulang lagi, setidaknya sampai saat ini.
Tepat pada tanggal 27 Juli 2018 pukul 07.18, sudah ada woro-woro dari Koh Min Deny Oey selaku CP bahwa keberangkatan dari Mepo Pool Primajasa Cawang pukul 20.00. Dan apa yang terjadi Saudara-Saudara… Ternyata saya terlambat sampai ke lokasi. Hingga pukul 21.41 saya masih ada di perjalanan menuju Mepo. Walhasil saya ketinggalan Bus Primajasa yang berangkat ke Garut. Untungnya ada bus Primajasa berikutnya yang menuju Garut, sehingga menjadi solusi saat ketinggalan bus sebelumnya. Saya pun tetap menjaga komunikasi dengan CP dan teman-teman yang memang sudah berangkat sesuai jadwal.
Sesampainya di Garut, saya mencari tahu posisi teman-teman lainnya. Setelah mendapatkan gambaran keberadaan mereka, saya naik ojek untuk bisa sampai ke tempat mereka berada. Saat itu masih dinihari sekitar pukul 03.11, jadi bisa dibayangkan dinginnya seperti apa di dekat gunung sambil naik ojek. Angin malam benar-benar menusuk tulang wkwkwk… Setibanya di lokasi, teman-teman ternyata sedang belanja logistik untuk keperluan pendakian nanti.
Sepertinya ceritanya cukup sampai disini ya, karena untuk tulisan lengkap tentang pendakian ini sudah ada sebelumnya di blognya Koh Min Deny Oey. Supaya gak ada pengulangan cerita… Penulis mau tidur dulu, udah ngantuk nih…..
4 thoughts on “Nanjak Papandayan Bareng Kubbu”
Heh Mas Ris tulisannya ngeselin amat, lagi seru-seru eh udahan gitu aja haha
pelajaran penting yang dapat diambil dari tulisan ini adalah jangan nulis artikel jika sudah mengantuk. Dijamin tulisanmu tanpa ending…hehhee
padahal aku nungguin lanjutan ceritanya mas 😀
Kog Tanggung amat Mas broo, baru juga lagi semangat semangat bacanya, wkwkwkkw
Drama ketinggalan bus emang paling joss. Wkwkw
Kapan ya kubbu jalan2 nanjak gunung lagi.